Reap great reward from your rubbish

— Di Bawah adalah versi Bahasa Indonesia —

Did you know that most of the waste we produce is organic? Out of the more than 5000 tonnes of waste collected in (southern) Bali per day, around 65% is organic waste. According to a report published by the Food and Agriculture Organization, about 1/3 of food that is made for human consumption ends up as waste, too. That is 1.3 billion tonnes each year!

In fact, each year the number of organic waste from households across the globe reaches more than 50%, and the number rises exponentially in tourist-centric areas like Bali where waste produced by tourists alone can reach between 2.4 – 5 kg per day. This organic waste would then simply be transported and buried in landfills where it can produce methane gas (one of the culprits behind climate change) 25 times stronger than CO2.

So what can we do about it? Well, for a starter, we can start by not wasting food— buy and order according to our needs and appetite. But on the unavoidable case that you do have some leftovers, having an effective composting system will reward our earth with a lot of benefits. There are a variety of options and methodology for composting that you can do by yourself, one of them includes having a space-efficient composting bin where you dispose all of your kitchen waste (such as vegetables stalk, fruit peels, leaves, grass clippings) and let nature runs its course and break down the organic matter.

There are waste management companies that collect organic waste, but ecoBali prefers you to do it yourself. “ecoBali, by default, is the only waste management company that doesn’t collect organic waste, and that’s because we want you to do it at home,” said Paola Cannucciari, General Manager of ecoBali. “We want you to retain your resources, so the waste doesn’t have to be moved around with trucks. That way we not only help to reduce air pollution, but also cut greenhouse gas emissions, and reduce traffic in Bali. We live in a tropical climate so it’s really easy to compost.”

And indeed it is very easy. “I’ve had composting bins before that were too complicated, but the one from ecoBali are so easy to use,” says Asri Kerthyasa, owner of Biku Restaurant, who owns three ecoBali’s composting bins at home. “There’s no smell, no insects—I just put all of my organic waste in there, cover them with manure, grass, hay, then just put the lid on. I use the resulting compost for my garden.”

For Mrs. Asri, the awareness that most organic waste ends up in landfill prompted her to find an alternative to handle her own waste. “It’s silly—if you can create good soil just by turning your organic waste into compost then why throw it away?” she says. “There are positive things you can gain from your own rubbish.”

Versi Bahasa Indonesia

Tahukah Anda kalau kebanyakan sampah yang kita hasilkan adalah jenis organik? Dari sekitar 5000 ton sampah yang dikoleksi dari Bali (selatan) per hari, sebesar 65% merupakan sampah organik. Berdasarkan laporan yang dilansir oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, sekitar ⅓ dari makanan yang diperuntukan untuk konsumsi manusia berakhir jadi sampah, atau 1.3 milyar ton tiap tahun!

Bahkan, tiap tahun jumlah sampah organik dari rumah tangga di seluruh dunia mencapai lebih dari 50%. Angka tersebut bakal melambung di area turis seperti Bali dan sampah yang dihasilkan oleh para wisatawan sendiri bisa mencapai antara 2.4 – 5 kg per hari. Sampah organik ini kemudian akan diangkut dan dikubur di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) di mana mereka akan memproduksi gas metana (salah satu penyebab di balik perubahan iklim) 25 kali lebih kuat daripada CO2.

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya? Pertama, kita bisa mulai dengan tidak menyia-nyiakan makanan — belilah dan pesan sesuai kebutuhan dan selera makanan Anda. Namun ketika memang ada makanan sisa, memiliki sistem komposting yang efektif ampuh memberi manfaat yang luar biasa. Ada beragam opsi dan metodologi untuk komposting yang bisa Anda lakukan sendiri, salah satunya memunyai composting bin yang hemat tempat di mana Anda tinggal membuang segala sampah dapur Anda (batang sayur, kulit buah, dedaunan, potongan rumput) dan membiarkan alam bekerja untuk mengurai unsur organiknya.

Terdapat beberapa perusahaan pengelolaan sampah yang mengangkut sampah organik, namun ecoBali justru ingin Anda yang mengolahnya sendiri. “ecoBali adalah satu-satunya perusahaan pengelolaan sampah yang tidak mengangkut sampah organik, dan itu karena kami ingin Anda melakukannya sendiri di rumah,” ujar Paola Cannucciari, General Manager ecoBali. “Kami ingin Anda menyimpannya supaya sampah tersebut tidak perlu dibawa-bawa dengan truk. Dengan cara ini kita tak hanya membantu mengurangi polusi udara, tapi juga mencegah produksi emisi gas rumah kaca, dan mereduksi kemacetan di Bali. Kita tinggal di iklim tropis jadi sebenarnya sangat mudah untuk komposting.”

Dan memang sangat mudah untuk komposting. “Saya dulu pernah punya bin komposting yang sulit cara pemakaiannya, tapi bin yang dari ecoBali justru sangat gampang,” kata Asri Kerthyasa, pemilik restoran Biku, yang memunyai tiga bin komposting ecoBali di rumah. “Tidak ada bau, tidak ada serangga – saya tinggal buang semua sampah organik di dalamnya, menutupinya dengan kotoran hewan [kambing atau sapi], rumput, jerami, lalu tutup. Saya menggunakan hasil pupuknya untuk kebun saya.”

Bagi Ibu Asri, mengetahui kalau kebanyakan sampah organik berakhir di TPA telah mendorong dia untuk mencari opsi alternatif untuk mengolah sampah organiknya sendiri. “Sangat lucu, sebenarnya — kalau Anda bisa membuat tanah subur hanya dengan mengubah sampah organik Anda menjadi kompos lantas kenapa mesti dibuang? Ada banyak hal positif yang bisa diserap dari sampah Anda sendiri.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *