Friday, 30th November 2018 at 08:18:11
Aksi simpel yang memiliki efek besar terhadap bumi
Seorang mahasiswi mengamati permukaan perak recycled roof, dibuat dari karton kemasan bekas Tetra Pak; wajahnya mengulas raut takjub sekaligus heran.
“Saya tak pernah kepikiran kalau sesuatu yang bagus bisa dibuat dari sampah,” ujarnya.
Memang benar: kebanyakan orang masih tidak kepikiran kalau suatu produk yang bermanfaat bisa dihasilkan dari hal sekotor sampah, yang mungkin karena kita masih mengaitkan sampah dengan pemandangan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) atau “kenangan” melihat tukang sampah yang menarik gerobaknya keliling kompleks perumahan, meninggalkan bau tak sedap ketika dia melewati rumah.
Tapi, percayalah, keindahan masih bisa kok diciptakan dari sampah—Recycled Roof merupakan contoh paling pas.
Namun pertama-tama, yuk pilah sampah!
Pemulihan Materi
Satu-satunya alasan mengapa sampah itu kotor atau menjijikkan adalah karena KITA yang membuatnya seperti itu. Semuanya dicampur aduk—sampah organik dengan non-organik—sehingga semua materi yang bisa didaur ulang tidak bisa didaur ulang lagi. Bukannya diolah kembali, sampah tersebut hanya bakal mengendap di TPA atau, lebih parah lagi, di perut ikan paus.
Sayangnya, hanya 10-15% dari sampah yang terkumpul didaur ulang sementara sisanya berakhir di TPA. Ketika kita memilah sampah, kita membuat pemulihan materi daur ulang lebih gampang dan memberikan kehidupan kedua bagi sampah yang sebelumnya kita dengan begitu mudahnya buang ke tong. Malah, dalam model sirkulasi melingkar tidak ada yang namanya sampah—hanya materi yang bisa digunakan kembali, diperbaiki, dialih fungsi, dan didaur ulang berulang kali. Yang jelas tidak ada yang namanya sekali pakai!
Botol gelas kosong bisa digunakan kembali sebagai botol, kaleng minuman bisa kembali dipakai setelah melalui proses daur ulang, dan karton kemasan bekas Tetra Pak bisa dijadikan tiga produk: lapisan kertasnya bisa didaur ulang menjadi kertas kembali (yang disebut daur ulang closed-loop), sementara untuk lapisan plastik dan aluminum foil kami ubah menjadi compost bin dan atap (open-loop). Dan secara teknis, setelah produk tersebut telah mencapai akhir masa usianya, mereka bisa lagi dibongkar dan didaur ulang kembali.
Inilah yang kami sebut berkelanjutan.
Kurangi – Pilah
Dan KAMU bisa membantu dengan melakukan aksi sesimpel memilah sampah. Pisah sampah dapur kamu dan kembalikan ke bumi (atau dengan menggunakan compost bin); lalu kesampingkan botol/tas plastik, kemasan karton, botol deterjen kosong, kaleng minuman, kertas bekas, struk parkir, majalah, kemasan sereal, dan kirim untuk didaur ulang menjadi produk yang berguna kembali.
Bertanggung jawab atas sampah kita sendiri—seperti mempraktikkan pemilah sampah di sumber—merupakan cara bagus untuk mewujudkan nol sampah ke TPA, namun penting juga MENGURANGI pembelian produk yang tidak diperlukan apalagi kalau ada alternatif pakai ulangnya seperti tumbler minuman sebagai alternatif botol plastik, bawa tas belanja kamu sendiri untuk menggantikan tas plastik, atau belanja di toko zero waste dibandingkan belanja di supermarket. Kalau memang tidak ada di dekat rumah kamu, maka pastikan kemasan yang kamu beli bisa didaur ulang atau dari materi daur ulang.
Setelah kita melakukan semua itu, barulah kita memilah materi yang kita temukan.