Thursday, 20th August 2020 at 15:14:35
Meet the Eco Team!
Perkenalkan Tim Program & Edukasi Lingkungan ecoBali!
Merekalah yang melakukan sosialisasi di sekolah dan desa terkait edukasi pengelolaan sampah bertanggung jawab; serta membantu dan mendampingi operasi bank sampah binaan ecoBali. Siapa saja pemuda-pemudi asli Bali ini? Kita mulai dengan…
Ni Made Dwi Septiantari
Posisi: Program Manager
Usia: 30
Apa saja peran kamu di ecoBali?
Sebagai program manager peran saya adalah untuk memastikan program-program ecoBali berjalan dengan lancar. Latar belakang saya sebenarnya pendidikan biologi di UNDIKSHA di Singaraja. Ya walaupun tidak berakhir jadi guru yang mengajar di kelas/sekolah setidaknya di ecoBali saya tetap bisa membantu guru-guru dan siswa untuk mengimplementasikan pembelajaran berbasis nilai lingkungan melalui beragam program yang kita buat.
Kegiatan, program atau pengalaman apa yang paling berkesan selama bekerja di ecoBali?
Kalau dulu awal-awal di operasi bank sampah kita sering dimarah-marahin sama nasabah yang kebanyakan kaum ibu-ibu karena kita ajarin untuk pilah sampah biar punya value lebih tinggi (entah itu marahnya karena sibuklah, nggak punya waktu, ribet mesti bersihin sampah, dan sebagainya) tapi lama-kelamaan justru sekarang merekalah yang jadi agen pemilahan dan mereka sudah tahu cara memilah sampah yang benar dan untuk mendapatkan harga lebih tinggi.
Terus karena ecoBali punya banyak binaan bank sampah banjar, jadi sering sosialisasi beruntun selama satu minggu, dan bahkan bisa tiga kali dalam satu hari dan bisa sampai malam banget. Walaupun mesti kejar-kejaran waktu dan lumayan capek, tapi senang juga sih lihat respon ibu-ibu organisasi PKK yang antusias mau mulai bank sampah. Persepsi mereka tentang sampah bisa berubah: dari yang tadinya sampah itu harus dibuang segera sekarang jadi tahu kalau itu sebenarnya bukan “sampah” dan bisa dimanfaatkan kembali dan tentu ada nilainya.
Ada tidak hal baru terkait (pengelolaan) sampah yang kamu ketahui setelah terjun langsung ke lapangan?
Pengelolaan sampah itu memerlukan sistem yang kompleks dan terkelola dengan baik sejak awal. Tapi kuncinya satu: komitmen dan konsistensi. Karena ada banyak contoh-contoh pengelolaan sampah di lapangan tapi yang bertahan hanya yang melakukannya dengan komitmen tinggi dan konsisten.
Lalu sampah akan memunyai nilai jual lebih tinggi bila dipilah dan dibersihkan terlebih dahulu, semisal botol plastik bersih tanpa label dan tutup akan memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan yang masih ada label dan tutup. Terus ternyata ada beberapa jenis sampah yang tadinya susah didaur ulang tapi sekarang sudah bisa, contohnya kemasan minuman karton (Tetra Pak).
Apa saja aksi sustainable living yang telah kamu jalani dalam kehidupan sehari-hari?
Pilah sampah, ikut bank sampah, bawa tumbler, bawa kotak makan, bawa tas sendiri, minum langsung dari gelas (tanpa sedotan), dan memilih beli barang dalam kemasan recyclable.
Makna Merdeka dari Sampah bagi kamu?
Ketika semua orang mengerti pentingnya mengelola sampah dengan benar dan berkelanjutan. Tidak perlu memikirkan hal-hal besar, tapi dimulai saja dulu dari hal-hal kecil dan lakukanlah secara terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan dan bisa dicontoh oleh orang lain—itu akan bisa membuat kita merdeka dari sampah. Karena tidak akan ada lagi yang namanya sampah, karena semuanya bakal bisa dimanfaatkan kembali.
Sebagai generasi muda, pesan apa yang diberikan bagi anak-anak muda lainnya agar bisa lebih peduli sampah?
Kita tidak harus menunggu menjadi tua untuk menjadi bijak dan membuat perubahan. Lakukan apa yang bisa dilakukan mulai dari sekarang, mulai dari membuang sampah pada tempatnya, pilah sampah, hingga bawa tumbler sendiri . Itu tidak akan membuatmu terlihat aneh atau kuno kok tapi itulah trennya saat ini, di mana orang-orang mulai beralih ke gaya hidup zero waste. So, jangan malu. Ini bukan tentang gengsi, tapi tentang bagaimana menjaga lingkungan tetap lestari di masa depan nanti!
A.A Gede Agung Bharata Wicaksana (Bharata)
Posisi: Staf Program & Edukasi Lingkungan
Usia: 23
Apa saja peran kamu di ecoBali?
Saya memiliki berbagai peran di antaranya sebagai pelaksana, edukator, dan pengawas kegiatan bank sampah. Selain itu saya juga bertanggung jawab sebagai content creator materi edukasi digital ecoBali agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Kegiatan ini meliputi graphic design, video editing, dan konten kreatif lainnya.
Pengalaman paling berkesan selama bekerja di ecoBali?
Ada banyak sebetulnya, tapi pelajaran yang saya dapat setelah berkomunikasi sekian lama dengan ibu-ibu di bank sampah adalah mereka enggan untuk belajar sesuatu yang rumit dan selalu ingin yang simpel. Sebagai contoh pernah kita tim program mencoba membagikan tautan sebuah link yang jika di-klik akan langsung mengunduh panduan kegiatan bank sampah. Tautan tersebut telah dibuat sesimpel mungkin tapi nyatanya sebagian besar ibu-ibu itu masih belum bisa membuka maupun membaca isi tautan. Pada akhirnya kita mesti mengirimkan screenshot setiap halaman dari tautan panduan bank sampah agar bisa dibaca oleh ibu-ibu di nank sampah.
Ada tidak hal baru terkait (pengelolaan) sampah yang kamu ketahui setelah terjun
langsung ke lapangan?
Sampah tidak hanya terbagi antara organik dan anorganik tapi setiap sampah memunyai kategorinya masing masing seperti putihan, kerasan, emberan, PET, PP, dan masih banyak lagi. Selain itu pengelolaan sampah yang baik harus terintegrasi prosesnya dengan baik dari hilir ke hulu.
Apa saja aksi sustainable living yang telah kamu jalani dalam kehidupan
sehari-hari?
Selalu membawa botol minum, berbelanja menggunakan Net Bag ecoBali, membeli makanan menggunakan kotak makan, dan menghindari membeli barang yang packaging tidak dapat di daur ulang seperti plastik multilayer yang biasa digunakan untuk mengemas snack.
Makna Merdeka dari Sampah bagi kamu?
Makna merdeka dari sampah adalah mengetahui bahwa sampah dari aktivitas kita sehari hari tidak berakhir menumpuk di TPA. lalu kesadaran diri semakin meningkat untuk menggunakan barang-barang ramah lingkungan dan barang yang dapat didaur ulang.
Pesan apa yang bakal kamu berikan kepada sesama generasi muda agar lebih peduli sampah?
Setiap orang memiliki perannya masing masing dalam upaya perlindungan lingkungan. Kita generasi muda memiliki peran krusial dalam memutus kebiasaan tidak peduli lingkungan agar generasi selanjutnya menjadikan hal ini sebagai kebiasaan dan budaya mereka. Jadi mari sama-sama memulai kebiasaan baru mengurangi penggunaan kantong plastik, perbanyak menggunakan kantong belanja, tumbler, kotak makan, serta peralatan yang dapat didaur ulang dan ramah lingkungan.
Eni Widhiawati
Posisi: Staf Program & Edukasi Lingkungan
Umur: 24
Apa saja pengalaman paling berkesan selama bekerja di ecoBali?
Yang pasti saya sangat senang bisa bertemu dengan banyak orang seperti saat sosialisasi bank sampah ataupun pas menjalankan program edukasi di sekolah-sekolah. Di mana awalnya sulit untuk mengajak mereka untuk memilah sampah tapi justru mereka sekarang jadi sangat antusias dalam hal pemilahan, apalagi kalau melihat anak-anak kecil yang melakukannya.
Hal baru terkait (pengelolaan) sampah yang kamu ketahui setelah terjun ke lapangan?
Ternyata banyak jenis sampah yang bisa didaur ulang
Ada tidak kemajuan atau hal positif soal sampah yang mungkin belum banyak orang tahu?
Dengan semakin maraknya bank sampah maka sebenarnya itu membuka lapangan pekerjaan baru. Apalagi di bank sampah binaan ecoBali yang melaksanakan operasinya adalah ibu-ibu PKK yang mayoritas adalah ibu rumah tangga jadi kegiatan tersebut menambah pemasukan bagi mereka.
Apa saja aksi sustainable living yang telah kamu jalani dalam kehidupan sehari-hari?
Pakai peralatan yang reusable atau membeli sesuatu dalam kemasan yang bisa didaur ulang, contohnya untuk perlengkapan kamar mandi saya tidak membeli dalam kemasan refill yang sebetulnya sulit/tidak dapat didaur ulang. Lalu memilah dan mengumpulkan sampah yang bisa didaur ulang dan menjualnya ke bank sampah.
Apa makna Merdeka dari Sampah bagi kamu?
Bagi saya merdeka dari sampah itu ketika lingkungan sudah benar-benar bebas dari sampah yang berserakan. Ketika orang-orang sudah terbiasa untuk membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah organik dan non-organik di rumah, mengurangi penggunaan barang sekali pakai, dan lebih aware soal apa saja sampah yang bisa didaur ulang.
I Putu Bagus Gita Mahendra (Bagus)
Posisi: Staff Program & Edukasi Lingkungan
Usia: 24
Apa peran kamu di ecoBali?
Saya berperan dalam merencanakan, mengimplementasikan, memonitoring, dan mengevaluasi program-program edukasi pengelolaan sampah. Jadi pekerjaan saya melibatkan, antara lain, kalau di bank sampah sekolah adalah melakukan edukasi dan pendampingan siswa saat praktek bank sampah, membentuk dan membimbing tim hijau di setiap sekolah binaan ecoBali, dan menyusun media pembelajaran kreatif terkait pengelolaan sampah seperti video belajar. Hal sama saya terapkan juga pada bank sampah di banjar-banjar.
Apakah itu sudah sesuai dengan passion kamu?
Latar belakang pendidikan saya sebenarnya adalah Geografi Lingkungan, dan jurusan itu membuat saya ingin mencoba untuk terjun di perusahaan pengelolaan lingkungan. Selain itu, ketertarikan saya pada aktivitas community development juga membuat saya semangat dalam menjalankan tugas dan peran di ecoBali.
Apa saja pengalaman paling berkesan selama bekerja di ecoBali?
Yang paling berkesan adalah ketika saya memberikan edukasi kepada anak-anak siswa usia dini di mana saya ditantang untuk menyampaikan informasi sebaik mungkin dengan target yang berbeda-beda. Saya harus bisa menempatkan diri sebagai siswa atau minimal setara dengan mereka, sehingga saat menyampaikan edukasi juga dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif seperti belajar sambil bernyanyi dan menari, dan dengan cara bercerita.
Hal baru terkait (pengelolaan) sampah yang diketahui setelah terjun ke lapangan?
Awalnya saya pikir masalah terkait sampah hanya sampah yang dibuang sembarangan sehingga mengotori lingkungan. Tapi setelah bergabung dengan ecoBali dan terlibat dalam beberapa program ternyata permasalahan sampah sangat kompleks seperti kesadaran masyarakat yang masih rendah tentang sampah, infrastruktur pengelolaan sampah yang masih sangat minim dan tidak layak, hingga sistem pengelolaan sampah di negara kita yang masih sangat tradisional dan tidak menjunjung nilai keberlanjutan.
Apa aksi sustainable living yang telah kamu jalani dalam kehidupan sehari-hari?
Selalu membawa botol minum dan tempat makan pribadi untuk mengurangi penggunaan botol plastik ataupun Styrofoam; membawa tas belanja (tas kain) ke manapun dan kapanpun (saya selalu menyimpan tas kain di tas dan di jok motor untuk mengurangi konsumsi kantong plastik); dan melakukan pemilahan sampah sederhana (organik dan anorganik).
Makna Merdeka Dari Sampah bagi kamu?
Merdeka dari sampah menurut saya adalah saat kita sudah melek akan permasalahan sampah dan minimal mau mulai mencoba untuk mengelola sampah dimulai dari sumbernya, ya dimulai dari sampah yang kita hasilkan sendiri. Karena awareness adalah masalah utama dari penyakit kronis ini. Dan kondisinya saat ini masih banyak masyarakat umum yang tidak mengetahui masalah sampah dan menganggapnya sebagai masalah sepele.
Pesan apa yang kamu bakal berikan kepada sesama generasi muda agar lebih peduli soal sampah?
Generasi muda adalah generasi kunci. Kunci untuk mengubah kebiasaan dari generasi sebelumnya yang masih menganggap permasalahan sampah bukan urgensi untuk ditangani.
Tak dimungkiri manusia akan menghasilkan sampah dari kegiatan kita sehari-hari. Maka sebagai penghasil sampah kita harus bertanggung jawab terhadap sampah yang kita hasilkan.
English Version
Introducing our hardworking, creative, and fun program team. They are responsible of our education and waste bank programs in schools and local communities, step-by-step helping to change mindsets on wasteful behaviors. |
Ni Made Dwi Septiantari
Position: Program Manager
Age: 28
So what’s your role in ecoBali?
As program manager I am responsible in overseeing ecoBali’s programs run well. My background is actually biology education in UNDIKSHA in Singaraja. Well, even though I did not end up as a teacher in a classroom or school at least in ecoBali I still get to help teachers and students to implement learning materials that focuses on the environment through our programs.
Tell us your memorable experiences while working in ecoBali?
Initially when we started running the waste bank, a lot of the members, which mostly comprised of women, often berate us when we try to tell them to separate waste so it has higher value (either they’re mad because they’re busy, or don’t have the time, or it’s too complicated cleaning the waste, and so on) but gradually now they’ve become quite adept in it and they know how to properly separate the waste and to get a higher price.
Then because we have many waste banks in village under our ecoBali’s supervision, so we often had to do consecutive socialization in one week, and I can have three socializations in one day and can finish late at night. Despite having to rush with time and can be quite tiring, but I am happy to see the response of the women from PKK (a local women empowerment community organization) so enthusiastic in wanting to start a waste bank. Their perception about waste has changed: from something that needs to be disposed now to that’s actually not “waste” and can be reuse and has value.
Did you discover anything new about waste (management) as you work on the field?
Waste management requires an extraordinarily complex system and managed well from the start. And the key is: commitment and consistency. There are many examples of waste management initiatives on the field but they don’t last long and only those who have high commitment and consistent can survive.
Another thing I learned is that waste can have better value when it is separated and cleaned first, for example a plastic bottle without label and cap can yield higher than those still with the label and cap. And as it turns out there are several types of waste that was previously hard to recycle but now we can, like beverage cartons (Tetra Pak).
So what sustainable living actions have you done in daily life?
Separate my own waste, join a waste bank, bring a tumbler, bring my own food container, bring a shopping bag, drink from the glass (without straws), and choose to buy things in recyclable packaging.
What message can you give to the young generation so they care more about waste?
We don’t need to wait until we are older to become wise and make changes. Do what needs to be done now, starting with disposing your waste in the right place, separate waste, to bring your own tumbler. That shouldn’t make you feel weird or old but that is the trend that I am seeing now, where people are gradually choosing a more zero-waste lifestyle. So, don’t be embarrassed or prideful—this is more about how we should be taking care of our environment for future generations!
A.A Gede Agung Bharata Wicaksana (Bharata)
Position: Program & Environmental Education Staff
Age: 23
What is your role in ecoBali?
My roles are, among others, as executor, educator, and supervisor for waste bank activities. Other than that, I am also responsible as content creator of ecoBali’s digital educational materials and to make it as easy to understand as possible. This includes graphic design, video editing, and other creative content.
What are your most memorable experiences while working at ecoBali?
There are a lot, actually, but the lessons I’ve got after spending so much time communicating with the women who runs the waste bank is that they tend to be unresponsive to educational materials that are too complicated so they want it simple. For example, our program team once sent a link that you can click to download a waste bank guide material. The link was actually made as simple possible but they can’t open it let alone read the content. So finally we had to send a screenshot of every page from the link so they were able to read it.
Any new things you learned about waste (management) after you work on the field?
Waste isn’t just about organic and non-organic but there are many categories beyond that (especially for the non-organic) such as PET, PP, HDPE, and more. Other than that, I learned that a well-run waste management process needs to be integrated from upstream to downstream.
Always carry my own drinking bottle, shop using Net Bag ecoBali, buy food with my own food container, and avoid buying packaging that cannot be recycled like multilayer plastic.
What message can you give to your fellow young generation so they care more about waste?
Everyone has their own role in terms of protecting the environment. We as young people have a crucial role in cutting off the habit of not caring about the environment so that the next generation can have a different outlook. So let us start together in creating this new habit of reducing the use of plastic bags, and more on using your own shopping bag, tumbler, food container, and other things that can be recycled.
Eni Widhiawati
Position: Program & Environmental Education Staff
Umur: 24
So any memorable experiences while working in ecoBali?
For sure I am happy to be able to meet a lot of people during the socialization and activities of ecoBali or when we are supervising the education program in schools. In the beginning it was hard to engage them to separate waste but now they are very enthusiastic about it; I am especially delighted when I see kids doing it.
What are the new things you discovered about waste (management) while out in the field?
That there are many kinds of waste that can be recycled.
Do you think there are positive things that are happening out there that perhaps not that many people know about yet?
Well, waste banks actually open up a whole new work opportunities. Especially in the waste banks that we supervised the people that runs it are women from PKK who are mostly housewives so the work adds a source of income for the family.
What sustainable actions you have done in daily life?
I use reusable items and buy things in recyclable packaging, for example for toiletries I don’t buy them in refill packages because they’re difficult to recycle. Then I separate and collect my recyclables then sell it to a waste bank.
What does independence from waste means to you?
For me it is when our environment is truly free from litter. When people have the habit of disposing their waste responsibly, when they separate their organic and non-organic, when they reduce their single-use consumption, and when they are aware of what kind of waste they can recycle.
I Putu Bagus Gita Mahendra (Bagus)
Position: Program & Environmental Education Staff
Age: 24
So tell us your role in ecoBali?
I am responsible for planning, implementing, monitoring, and evaluating the waste management-related educational program. My work involves, among others, educate and supervised students during school waste bank activities in schools, form and guide a green team in every school that we supervise, and to create a creative learning media regarding waste management like making a video. The same thing applies to waste banks in banjar.
Is it in line with your passion?
My educational background is actually Environmental Geography, and the study really got me interested in working at an environmental management company. Also my interest in community development activities makes me very excited in doing my role in ecoBali.
So what has been the most memorable experiences while working in ecoBali?
The most memorable was when I had to teach pre-school students where I was challenged in delivering the information as best as possible with different targets. I had to put myself as a student or at least as someone who is equal to them, so that I had to be creative and innovative as possible like learning through singing and dancing, and through storytelling.
Any new things you learned about waste (management) while you’re out on the field?
At first, I thought the problem with waste is just about littering that pollutes the environment. But after joining ecoBali and gotten involved in several programs I soon realized that the problem is far more complex, like people’s awareness are still low, the waste management infrastructure are far from adequate, to our country’s waste management system that is still traditional and doesn’t uphold sustainable values.
What sustainable actions have you done in daily life?
I always bring my own water bottle and food container to reduce plastic bottles and Styrofoam; I carry a shopping bag wherever I go (I keep it in my bag and motorcycle); and commit to simple waste separation (organic and non-organic).
What does independence from waste means to you?
For me it is when we are aware of the waste situation and at least we already try to separate waste at source, so we start with the waste that we produce ourselves. Because awareness is the main culprit of this chronic disease that we have. And the condition right now is that most people still don’t know about the waste problem and take it for granted.
What message can you spare to your fellow young generation to care more about waste?
The young generation is key. The key to change the behavior of the previous generation that still thinks that the waste problem isn’t something that urgently needs to be dealt with.
It is inevitable that we as human will produce waste in our daily lives. So as someone who produces waste on a daily basis let us be more responsible with our own waste.